Rabu, 30 September 2009

Ekspedisi turatea

Jeneponto atau yang sering dikenal dengan sebutan 'Butta Turatea' menyimpan banyak peninggalan-peninggalan sejarah masa lampau yang hingga kini masih tetap ada. peninggalan-peninggalan sejarah tersebut tersebar luas dibeberapa daerah di Jeneponto. Ekspedisi Turatea yang dilakukan oleh kawan-kawan yang tergabung dalam Komunitas Pemerhati Sejarah dan Kebudayaan Jeneponto pada awal tahun 2009 banyak mendokumentasikan dan mencatat peninggalan-peninggalan sejarah baik yang terdiri dari bangunan seperti rumah adat, mesjid hingga kuburan-kuburan kuno. Peninggalan sejarah yang masih bertahan sampai sekarang ini dan dilestarikan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jeneponto diantaranya Balla' Karaeng Binamu, Balla' Kambaraka ri Tolo, Balla' Karaeng Bangkala, situs Kalimporo, Mesjid tertua ri Tolo, Kompleks Makam Raja-Raja Binamu, Kompleks Makam Joko, Kompleks Makam I Ma'di Daeng Rimakka, Komplek Makam Patimah daeng Ti'no, dan Kompleks Makam Ta'baka serta Kompleks Makam Nong (Jejak Sejarah Jeneponto;2008).. Kawan-kawan yang melakukan Ekspedisi Turatea merekomendasikan kepada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jeneponto sebuah objek peninggalan sejarah yang belum didaftar yaitu Perkampungan koloni di Jeneponto Lama dan Tuguh HV.Worang sebagai bukti sejarah mendaratnya Batalion HV.Worang di kelurahan Biringkassi pada saat penumpasan DI/TII di Sulawesi Selatan.